INGIN DAPAT DUIT DAFTAR DISINI

iklan barisgratis

Senin, 04 Mei 2009

Beberapa Kelebihan Entrepreneurship

1. Peluang mengendalikan nasib Anda sendiri.

Memiliki suatu bisnis memberikan kebebasan dan peluang pada entrepreneur untuk mencapai sasaran yang penting baginya. Para entrepreneur ingin menjadi “pemberi aba-aba” dalam hidup mereka, dan menggunakan bisnisnya untuk mewujudkan keinginannya dalam hidup. Mereka meraih kepuasan pribadi dengan menyadari bahwa mereka sendirilah daya dorong di balik bisnis mereka.

2. Kesempatan melakukan perubahan.

Semakin banyak entrepreneur yang memulai bisnis karena mereka melihat kesempatan untuk membuat perubahan yang menurut mereka penting, misalnya mengatasi pengangguran di Indonesia. Para entrepreneur kini menemukan cara untuk mengkombinasikan keprihatinan mereka terhadap masalah-masalah sosial dengan keinginan untuk menjalani kehidupannya yang lebih baik.

3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya.

Terlalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan mereka membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Kebanyakan entrepreneur tidak banyak perbedaan antara kerja dan bermain game; keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki para entrepreneurmerupakan alat untuk aktualisasi diri. Tim McDonald, yang pada usia 31 telah mendirikan beberapa perusahaan, menjelaskan, “Saya ingin berada dalam situasi dimana pertumbuhan Anda hanya dibatasi oleh bakat dan kekuatan Anda sendiri –dan itu berarti situasi kewirausahaan.

4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas.

Meskipun uang bukan daya dorong utama bagi wirausahawan, keuntungan dari bisnis mereka penting sebagai faktor motivasi dalam memutuskan pendirian bisnis. Sebagian besar dari 64 entry dengan nilai bersih di atas $ 1 milyard pada Forbes 400 merupakan daftar para entrepreneur terkaya yang memulai bisnis mereka sendiri.

Jumat, 10 April 2009

Bisnis dari Rumah

Memulai Bisnis dari Rumah

Bisnis di rumah (home-based business) berkembang cepat. Di masa lalu, bisnis di rumah cenderung berupa industri rakyat yang tidak menarik seperti kerajinan atau menjahit. Sekarang bisnis di rumah lebih beragam seiring dengan kemajuan teknologi seperti internet, mobile devices, dll.

Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga adalah suatu bisnis yang melibatkan dua atau lebih anggota keluarga yang mengendalikan keuangan perusahaan. Perusahaan keluarga adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian suatu negara, apalagi di Indonesia. Banyak bisnis besar di negeri ini berawal dari bisnis keluarga seperti Grup Gudang Garam, Sampoerna, dsb. Di negara maju pun begitu. Dari 21 juta bisnis di Amerika Serikat, 90 persen dimiliiki dan dikelola oleh keluarga. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 50 juta orang dan menghasilkan 55 persen produk domestik bruto Amerika. Hebatnya lagi, sepertiga perusahaan yang masuk daftar Fortune 500 adalah perusahaan keluarga.

Beberapa Ancaman Kegagalan Small Business

Ketidakmampuan Manajemen

Dalam kebanyakan bisnis kecil, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Kadang-kadang manajer bisnis kecil tidak memiliki kemampuan untuk menjalankannya dengan berhasil. Pemiliknya kurang memiliki kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnis berjalan.

Kurangnya Pengalaman

Manajer-manajer bisnis kecil perlu memilliki pengalaman dalam bidang yang akan dimasukinya.

Lemahnya Kendali Keuangan

Manajemen yang sehat adalah kunci perusahaan kecil, dan manajer yang handal menyadari bahwa semua keberhasilan bisnis memerlukan kendali keuangan yang pantas. Dua kesalahan keuangan yang sering trejadi di perusahaan kecil: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.

Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis

Terlalu banyak manajer bisnis kecil yang mengabaikan perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar. “Saya tidak punya waktu” atau “Kami terlau kecil untuk mengembangkan perencanaan strategis,” kata mereka mencari alasan.

Pertumbuhan Tak Terkendali

Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali.

Lokasi yang Buruk

Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni dan sebagian lagi ilmu.

Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik

Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan.

Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan

Berhasil melewati “tahap awal kewirausahaan” bukanlah awal jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang entrepreneur berhasil sering kali mengakibatkan ketidakefektifan menajerial.

Rabu, 01 April 2009

Bencana Situ GintungMerampas Nyawa Hampir Seluruh Keluarga

Kamis malam (26/3) hujan mengguyur deras secara merata daerah Jakarta, Bogor dan Ciputat - Tangerang. Tapi siapa sangka guyuran air hujan itu menjadi awal bencana Jumat kemarin. Tanggul Situ Gitung, Ciputat, Tangerang jebol sekitar jam 5 pagi (27/3).

Keluarga Hasan Sukijat (Liaw Hok Can) yang beralamat di Jl. K.H. Ahmad Dahlan RT. 04/08 Cirendeu, Ciputat, Tangerang pagi itu sudah siap beraktivitas. Kedua anaknya, Apa Mada Sumedo (15), Santi Sumedo (13) sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Mereka terdaftar sebagai murid SMP Charitas Lebak Bulus kelas IX dan VII.

Tapi sayang, mereka tidak pernah sampai ke sekolah. Air yang menerjang tanggul meratakan rumah sekaligus toko bangunan Hasan. Santi ditemukan meninggal dunia bersama dengan Kim Nio (40), ibunya dan Tan Pungut (97), neneknya. Kim Nio meninggal bersama dengan janin yang dikandungnya.

"Saya menemukan Santi sudah berada (disemayamkan) di STIE Ahmad Dahlan, sedangkan Tan Pungut dan Kim Nio (disemayamkan) di Fakultas Hukum Universitas Muhamadiah Jakarta Fakultas Hukum," kata Kim Goan , adik Kim Nio, yang ditemui di Instalasi Forensik dan Perawaan Jenasah (IFPJ) R.S. Fatmawati Jakarta.

Santi, Kim Nio dan Tan Pungut disemayamkan di IFPJ untuk dimandikan dan disuntik formalin. "Tetapi kami masih mencari Apa Mada Sumedo dan Suwaji Sumedo (8 bulan , anak bungsu Hasan), yang sampai saat ini belum diketahui nasibnya," kata Kim Goan.

Hasan memiliki 6 anak dari perkawinannya dengan Kim Nio. Mereka adalah Apa Mada Sumedo (15), Santi Sumedo (13), Cita Vaga Sumedo (9), Mahakuan Sumedo (7), Lian Sumeda (2), Suwaji Sumedo (8 bulan). Selain mereka, di rumah juga ada Tan Pungut, nenek. Mereka yang selamat adalah Hasan, Cita, Mahakuan, dan Lian.

Sampai saat ini Hasan masih di lokasi kejadian untuk mencari Mada dan Suwaji, kata Kim Goan. Itulah mengapa Hasan tidak tampak di IFPJ, tempat istri, ibu dan anaknya disemayamkan.

Menurut Kim Goan daerah rumah Hasan adalah langganan banjir. Tiap tahun 1-2 kali pasti banjir. "Ini adalah yang terparah. Sebelumnya sudah pernah 3 kali banjir bandang yang tingginya sampai ke atap rumah, atau kira-kira setinggi 4 meteran," terangnya.

Di mata keluarga

Meninggalnya 5 anggota keluarga sekaligus membuat keluarga besar Hasan dan Kim Nio kaget bukan kepalang. Hal itu tampak dari ekspresi mereka yang datang di IFPJ. Mereka yang datang kebanyakan adalah saudara Kim Nio.

Yang hadir di sini Sang kakak Kim Lan, Dede isteri Kim Lay (yang saat ini berada di Australia) kakak Kim Nio, dan adik-adiknya; Kim Tai dan Kim Yang. "Yang belum hadir adalah Kim Lay dan Kim Hai (bungsu) yang saat ini masih berada di Australia. Mereka akan datang besok malam," terang Kim Goan, anak kelima.

Di mata Kim Goan, Kim Nio adalah sosok yang sangat kuat. Ia tidak pernah membagikan masalahkan, semua ditangani sendiri. Selain itu, ia itu perhatian dan sayang dengan saudara-saudaranya. "Ia juga deket banget dengan papa," kata Kim Guan dengan pakaian penuh lumpur.

Di antara yang mengunjungi keluarga Hasan, ada Atik. Dia adalah guru TK Charitas Pondok Labu, tempat Mada dan Santi bersekolah. Saya sudah menganggap mereka anak saya. "Keluarganya seperti keluarga saya sendiri," kata Atik yang tak kuasa menahan linangan air mata.

Kim Nio dikenal Atik sebagai sosok ibu rumah tangga yang bertanggungjawab. Selain itu, lanjutnya, almarhumah memiliki jiwa yang teguh dan kuat.

IFPJ semakin sore semakin ramai dikunjung keluarga korban, yang sampai saat ini berjumlah 21 orang. Juga tampak para wartawan yang terus memantau perkembangan korban Situ Gintung. Teriakan histeris para keluarga membuat semakin dalam suasana duka. Tak terkecuali beberapa ABG (Anak Baru Gede) dan dua biarawati yang juga hadir di situ. Ternyata mereka adalah teman Mada dan pengelola SMP Charitas Lebak Bulus tempat Mada dan Santi merintis masa depannya.

Raison, teman dekat Mada, tidak membutuhkan waktu lama untuk menuturkan kesannya pada Mada. "Dia itu orangnya baik. Saya suka diberi makanan," katanya polos.

Belum lepas dari ingatannya, kebersamaan mereka satu angkatan ketika pergi ke Yogyakarta pada 10-13 Maret lalu dalam rangka Karya Wisata. "Waktu itu seru banget. Kami pergi ke Prambanan dan Borobudur," kenang Raison.

Teman sekelas Mada, Adriel, juga memiliki kesan tersendiri terhadap Mada. "Ia itu orangnya pendiam tapi pintar. Sebenarnya saya menyesal dengan kematiannya," kata Adriel. Karena, lanjutnya, selama ini ia sering menyakiti hati Mada.

Kepribadian Mada yang diam juga terekam oleh Pengelola SMP Charitas Lebak Bulus Sr. M. Antonitta, FCh. "Memang dia itu pendiam, anteng . Santi, adiknya, juga sama. Mereka tidak ada masalah selama sekolah di sini," kenang Antonitta.

Rencananya, kata Kim Lan, seluruh jenazah akan dibawa ke Rumah Duka Sinar Kasih, Batu Tulis, Bogor. Di situ akan diadakan upacara keagamaan selama beberapa hari, sambil menunggu saudara-saudaranya yang belum datang. Setelah itu jenazah akan dimakamkan di Gunung Gadung, Panca Maya, Bogor.

Ayu, salah seorang teman dekat Mada sempat melontarkan ekspresi kesedihannya. "Kenapa ya orang baik suka cepet dipanggil," katanya sambil lalu dengan menundukkan kepala.

Senin, 30 Maret 2009

Trik Investasi Menghadapi Serangan Inflasi Dan Pajak

Kebanyakan orang menaruh dananya di tempat yang ‘aman-aman’ saja. Kenapa mereka menaruh 100% -bahkan dana nganggurnya- ke dalam produk investasi yang ‘aman’ seperti tabungan atau deposito di bank? Jawabannya adalah karena orang-orang seperti ini takut kehilangan uangnya.

Bila Anda masih muda (katakanlah masih berada di bawah umur 40), maka ini sebetulnya ironis sekali dan sangat disayangkan. Karena apa yang mereka pikir investasi yang ‘aman’ seperti tabungan atau deposito, sebetulnya malahan tidak ‘aman’. Lho, bagaimana mungkin? Sederhana. Kalau Anda punya uang Rp 100 juta yang ditaruh dalam deposito, maka mungkin pada saat ini Anda akan mendapatkan bunga sebesar 12% per tahun. Betul? Jadi, jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun adalah: Rp 100 juta x 12% = Rp 12 juta.

Tetapi, bila dipotong pajak bunga deposito sebesar 15%, maka bunga yang Anda dapatkan adalah Rp 10.200.000 pada akhir tahun. Sehingga sebetulnya, suku bunga yang Anda dapatkan setelah pajak adalah 10,2% per tahun.

Sekarang masalahnya, apakah bunga yang besarnya Rp 10,2 juta tersebut bisa terus menerus membeli barang dan jasa yang harganya Rp 10,2 juta setiap tahunnya? Jawabannya jelas tidak. Kenapa? Soalnya, dalam 12 tahun terakhir rata-rata kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di Indonesia adalah 13,35% per tahunnya. Kenaikan barang dan jasa secara agregat selalu ditunjukkan lewat perhitungan inflasi yang diumumkan pemerintah tiap bulannya. Di bawah ini adalah tabel lengkapnya:

Tahun

1988 = 5,47%
1989 = 5,97%
1990 = 9,53%
1991 = 9,52%
1992 = 4,94%
1993 = 9,77%
1994 = 9,24%
1995 = 8,64%
1996 = 6,47%
1997 = 11,06%
1998 = 77,63%
1999 = 2,01%

Rata-rata = 13,35%

Dengan asumsi ini maka sebetulnya suku bunga riil yang Anda dapatkan adalah: suku bunga setelah pajak (10,2%) dikurangi inflasi (13,35%) sama dengan minus 3,15%.

Artinya, bila pada saat ini Anda menginvestasikan uang Rp 100 juta, maka deposito yang memberikan bunga 12% per tahun sebelum pajak, setelah 10 tahun saldo riil Anda pada akhir tahun ke 10 adalah Rp 72.609.969. Dengan kata lain, uang Anda menyusut sebesar 3,15% per tahunnya.

Inilah kenapa banyak orang yang gagal secara keuangan. Mereka terlalu fokus pada masalah keamanan investasinya ketimbang berusaha mengambil risiko yang lebih besar. Resiko besar berguna untuk mendapatkan keuntungan lebih besar guna ‘mengalahkan’ tingkat inflasi. Dengan fokus pada investasi yang ‘aman-aman’ saja, maka hasil investasi riil yang didapatkan juga tidak besar. Bahkan cenderung minus seperti dalam contoh di atas.

Jika Anda ingin menumpuk kekayaan, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan berani mengambil risiko yang lebih besar sehingga bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Sehingga Anda masih mendapatkan keuntungan yang bisa dibilang lumayan, walaupun sudah dipotong pajak dan inflasi.

cara gila jadi pengusah